Seorang teman berkeluh di sela isak tangisnya
aku tak pernah mengerti kenapa ada orang yang bisa putuskan hubungan begitu saja...
sakit sekali rasanya dihindari oleh orang yang sangat kau sayangi..
Biasanya aku diam...seperti yang sudah-sudah saat dia menangis terisak seperti gadis kecil. Biasanya aku diam...seperti yang sudah-sudah saat dia lontarkan tanya yang tak butuh jawaban, saat kekecewaan terdalamnya terkuak liar dan tak mampu dia redam. Biasanya aku diam...seperti yang sudah-sudah ketika dia butuh telinga dan hati manusia untuk telanjangi resahnya.
Tapi kali ini tanya itu kujawab pelan dan sangat hati-hati. Batinku ingin gadis kecil itu tahu siapa dirinya. Sudah saatnya luka itu dihadapi agar bisa terobati. Sudah saatnya air mata itu dipersembahkan untuk hal yang lebih mulia.
Ini jawabku:
Aku pernah tinggalkan orang-orang yang kusayang tanpa ucapan selamat tinggal. Yang aku tahu, aku lakukan hal itu karena tak tahan dengan penderitaan yang kurasakan. Tak tahan dengan sakitnya tak bisa mencinta dengan penuh, selalu terantai oleh luka masa lalu yang menunggu maafku. Maka kuputuskan untuk pergi dan 'bebaskan' orang-orang tersayang itu dan semoga suatu hari nanti, aku layak jadi orang tersayang mereka...tanpa luka, tanpa beban lagi.
Jadi sayang, biarlah ini jadi tangis terakhirmu. Karena kuharap kamu mengerti, bukan cuma kamu yang menderita di sini. Kuharap terpikir di benakmu, bisa jadi dia dua kali lebih menderita...karena tak hanya harus paksa dirinya tuk tinggalkanmu, tapi juga harus hadapi luka-luka masa lalunya yang mengantri untuk dimaafkan.
you can't love when you don't love yourself