Indonesian Folktales

Tuesday, March 7, 2017

Ikuti Nurani







Aku berjalan semakin jauh
semakin dalam menerobos pekatnya belantara
Dan aku tak sendiri
Ada kau yang mendampingi

Kadang kau di sisiku
Kadang di belakangku
Namun jarakmu tak pernah jauh
Meski gapaiku tak selalu tersambut
Dan tatapku tak selalu bertemu
Hadirmu tak tergeser ruang dan waktu

Saat langkahku terhenti 
Kadang kaurengkukah peluk di sekelilingku
Tanpa kata
Segalanya terucap
"Aku ada untukmu"

Dalam hening
Keberadaan begitu nyata
Bisikmu lembut namun hidup
"Berjalanlah, aku mengikutimu"

Kulanjutkan langkahku
perlahan dan hati-hati
Kuberanikan diri
ikuti nurani

Berbekal nafas dan secuil asa
Semoga suatu saat
Langkahku terhenti
Dan istirahatku menjadi pasti

Jakarta, 7 mar 2017



Friday, January 20, 2017

Sedikit "Survival Kits" Untuk Empath


Halo,

Maafkan keterlambatan saya yang amat sangat ini dalam memposting kelanjutan tentang “Empath”. Setelah mendapat tanggapan cukup banyak di bagian komentar blog maupun di e-mail pribadi saya, saya memutuskan untuk menuliskan lagi tentang Empath. Meski mungkin baru sedikit yang bisa saya bagi di blog ini tapi saya harap bisa cukup membantu teman-teman yang memiliki kepekaan tinggi (highly sensitive).

Hari ini saya ingin berbagi tips pribadi, hasil trial dan error bertahun-tahun, semacam “survival”  tips saya menjalani keseharian. Tips ini tentunya bersifat cocok-cocokkan, jadi silakan disesuaikan dengan kata hati dan kondisi lingkungan masing-masing ya :)

Saya mau mulai dari yang umum dulu. Sebagai highly-sensitive/empath, saya merasa perlu mengenal diri saya sendiri. Apa yang bisa diterima tubuh dan pikiran dan apa yang tidak. Dan ternyata tubuh saya tidak begitu suka dan bisa menerima makanan/produk yang memuat banyak proses kimianya. Kalau sudah mengkonsumsi terlalu sering makan makanan cepat saji atau mengandung banyak pengawet, perut saya yang paling cepat bereaksi. Maag kambuh. Sehabis itu psikis saya juga protes – saya jadi rentan stress dan gangguan kecemasan (anxiety disorder) pun jadi sering kumat. Dan hal ini tidak terbatas pada makanan saja. Bisa dari sabun, shampoo, parfume, minuman, dan lain-lain. Kadang karena durasi bersosialisasi yang panjang atau berada di tempat yang terlalu ramai.  Jika sudah “terkena”  ketidakseimbangan seperti ini, saya biasanya melakukan pertolongan pertama pada diri saya sendiri. 


Pertolongan pertama saya sebagai empath adalah sebagai berikut:
1.     Menyepi (bisa di dalam kamar, atau jika di keramaian carilah tempat seperti toilet, musholla atau perpustakaan dan ruangan lain yang suasananya tenang). Semakin kuat seorang empath, biasanya semakin sedikit waktu yang dia butuhkan untuk menyepi di dalam ruangan. Dulu kalau saya merasa sangat butuh menyepi, saya bisa berada di ruangan tersebut seharian sampai kondisi fisik maupun emosi kembali stabil. Saat ini saya hanya butuh paling lama 2 jam.

2.     Selalu siapkan essential oil sebagai aroma therapy. Terapi wewangian ini sudah dikenal sejak lama dapat membantu hormon, kerja otak dan emosi manusia untuk lebih stabil dan suportif terhadap pemulihan atau proses kesembuhan maupun mental seseorang. Carilah wewangian yang cocok yang sifatnya “calming dan grounding”, karena jika sedang tidak seimbang, seorang empath mudah kehilangan titik tumpu diri dan merasa hilang fokus. Saya sendiri merasa aroma yang paling grounding adalah tea tree, cinnamon (paling ok untuk menaikkan mood),  orange dan patchouli.

3.     Nafas. Ketika sudah menemukan tempat yang cukup tenang, bernafaslah teratur. Usahakan untuk bernafas lebih dalam dan perlahan. Untuk yang muslim bisa disertai dengan berdzikir. Bernafas dengan cara seperti ini membantu tubuh menjadi lebih tenang dan mengembalikan fokus yang “tercecer”.

4.     Air putih hangat. Air putih sudah sejak lama dikenal sebagai sarana lembut menetralisir keadaan tubuh dan juga memiliki efek menenangkan bagi organ dalam. Minumlah perlahan air putih hangat sampai tubuh terasa lebih enak.

5.     Musik lembut. Ini juga salah satu P3K yang menurut saya paling manjur selain wangi-wangian. Selalu sediakan musik lembut di MP3 player atau ponsel, agar mudah dijangkau kapan pun dibutuhkan.

6.     Dupa. Saya senang beberapa wangi dupa. Sangat menenangkan dan beberapa juga mengingatkan saya akan suasana di Bali. Menyalakan dupa juga dipercaya dapat membersihkan ruangan dari energi negatif.

7.     Minyak angin. Untuk saya, perut dan kepala adalah organ yang paling peka terutama jika mulai terpapar dengan energi orang yang kurang cocok. Perut saya akan langsung bereaksi (bisa maag, bisa mual atau mendadak ingin ke belakang) dan kepala bisa langsung pusing/migren. Di sinilah minyak angin berperan sangat penting :)

8.     Doa. Kenapa berdoa tidak saya tempatkan pada urutan pertama? Karena saya hanya bisa fokus berdoa saat tubuh sudah cukup terasa tenang dan aman :) Doa di sini penting selain untuk membersihkan diri dari hawa-hawa negatif juga dapat menambah keyakinan dan kekuatan diri kita dari dalam. 

9. Speed Dial orang yang paling paham kondisi kita. Di ponsel saya ada nama-nama teman atau keluarga yang paling paham dengan kondisi saya. Di momen-momen emergency, saya akan menelepon salah satu dari mereka dan biasanya hanya dengan mendengar suara atau mengobrol sebentar dengan mereka bisa membantu mengembalikan fokus saya. 

Hmm apalagi ya? Tips di atas bisa dikembangkan sendiri sesuai selera dan keadaan. Dan jangan lupa rajin-rajin baca artikel yang memuat informasi seputaran mengelola kepekaan kita. Satu hal lagi, alangkah baiknya jika seorang empath juga menciptakan suasana selaras  tidak hanya dengan tubuh namun dengan lingkungan di mana pun mereka berada, setidaknya di rumah atau di kamar tidur.  

Untuk tubuh, sejak saya rutin yoga dua kali seminggu selama 4 bulan ini, saya merasa daya tahan tubuh maupun mental saya bertambah drastis. Saya tidak mudah goyah ketika berhadapan dalam situasi yang hiruk pikuk maupun penuh konflik. Tubuh juga tidak mudah sakit. Dan jika pun sampai drop secara mental dan fisik, pemulihannya sangat cepat. Jadi jika ada yang berkesempatan untuk yoga, cobalah dirutinkan. Hatha yoga saja… yang gentle, ga perlu yang heboh-heboh. Lakukan rutin minimal 2x seminggu dan konsistenkan minimal 6 bulan. Kalau dilakukan dengan baik, semestinya dalam waktu 3 bulan sudah terlihat hasilnya terutama di psikis.

Untuk lingkungan, karena saya bekerja di rumah dan saya butuh dekat dengan alam, saya selalu mendandani rumah dan kamar dengan membawa tanaman masuk ke dalam ruangan. Saya juga sebisa mungkin memastikan ruangan minim barang berserakan. Ruangan yang lega dan minim barang sangat baik untuk sirkulasi udara dan energi.  Menjadikan suasana rumah lebih kalem, energi positif dari tanaman bisa membantu kita menetralisir hawa yang tidak selaras dengan kita.

Hmmm.. mungkin segitu dulu yang bisa saya bagikan. Sebenarnya ada banyak sekali cara atau tips lain. Tapi coba yang ini dulu yah. Silahkan jika ada yang punya tips lain, bisa di share di bagian comment biar kita semua saling memperkaya dengan info dan bisa saling menguatkan. :)

Salam sehat dan Damai