Mencari sosokmu
Yang tak lagi
bisa kurasa
Seperti hilang
tersapu gerimis
Yang meski kecil
namun mengiris
Melerai satu
persatu
Kenangan yang
keras kepala
Yang hidupnya
minta diperhatikan
Atau hidup dari
sebuah perhatian
Entahlah, sayang
Aku tak mau lagi
mereka-reka
Merasa-rasa
Sedang apa
seorang yang kucinta
Di malam gerimis
yang mengiris ini
Dan bukannya aku
tak lagi sayang
Namun ada banyak
yang kusayang
Para kesayangan
yang senantiasa dihadirkan
Konon lebih
“layak” disayang
Daripada sosokmu
yang tak kunjung datang
Dan kini gerimis
mereda
Namun rinduku
makin membara
Aku harus bagaimana, Tuhan?
Dan seperti yang
sudah-sudah Dia menjawab
Seperti biasa saja...
Dan biasakan saja...
Sehingga kau akan terbiasa
Dan menjadi bisa
Ah, jawaban macam
apa itu?
Tuhan nampaknya
juga bosan ditanya-tanya
Harus bagaimana aku melakoni hidup
Judulnya melakoni ya tinggal dijalani saja
Namun
menjalaninya sambil mencarimu itu melelahkan
Sudah saja kau
kurelakan
Kukembalikan ke
sang Empunya hidup
Dengan kelelahan
semalam kubisikkan kepadaNya
Ini kukembalikan...
Semoga Kau selalu melindungi dan memeliharanya
Oh iya... katakan juga
Aku mencintainya
Jakarta, selesai hujan di tengah September yang
kerontang.
19.22 / 21
September 2014
No comments:
Post a Comment