Indonesian Folktales

Friday, June 5, 2015

Puisi Subuh

Lepas
tak berpanjat
Mengembara tak bertujuan
ikuti rasa
manut pada nurani

Meski mentari dan bulan setia menemani
dan tanah tanpa lelah menopang jasmani
Tanyaku belum juga terhenti

Wahai Kau, di mana kaumku?
Mengapa sebatang kara menjadi takdirku?

Kemudian nurani tak bertuan
Yang racaunya biasa tak kuhiraukan
Hari ini terdengar menggelegar

Wahai kamu, 
Jiwa yang merdeka berjalan hanya denganKu





-Kolong langit subuh, 5 Juni 2015



No comments:

Post a Comment