tak berpanjat
Mengembara tak bertujuan
ikuti rasa
manut pada nurani
Meski mentari dan bulan setia menemani
dan tanah tanpa lelah menopang jasmani
Tanyaku belum juga terhenti
Wahai Kau, di mana kaumku?
Mengapa sebatang kara menjadi takdirku?
Kemudian nurani tak bertuan
Yang racaunya biasa tak kuhiraukan
Hari ini terdengar menggelegar
Wahai kamu,
Jiwa yang merdeka berjalan hanya denganKu
-Kolong langit subuh, 5 Juni 2015
No comments:
Post a Comment