Indonesian Folktales

Monday, June 1, 2015

Badai di Buminya Bima

Bumi kembali memancarkan gelombang itu.  Bima dapat merasakannya. 
Bima yakin sekali, kali ini gejolak yang dirasanya ini milik Bumi. Hanya Bumi yang punya pancaran gelombang sekuat ini dan sampai bisa membuat tubuhnya bereaksi.  

"Badai lagi... lebih besar dari yang sudah-sudah, rupanya."

Pantas saja beberapa malam ini Bima teringat akan Bumi. "Rumah" bagi jiwa lelahnya yang telah lama ia tinggalkan. Beginilah adanya setiap kali Bumi dilanda badai. Meski Bima tak sedang memikirkannya, tubuhnya yang peka seolah tahu apa yang sedang terjadi pada Bumi. 

Bima mulai merasa sulit bernafas. Dadanya terasa berat dan hatinya gelisah. Andai ia bisa berbuat sesuatu dari sini. Namun Bumi terlalu jauh dan sesuatu di lubuk hati Bima selalu saja menahannya, 

"Dia bisa." bisik nurani Bima kepada logikanya yang kian meronta. 

"Kau tahu ini belum saatnya." suara itu kembali mengingatkan Bima.

 Bima menarik nafas dalam, mencoba menenangkan diri. Nafasnya perlahan kembali normal meski sekujur tubuhnya masih terasa tegang

"Kau bisa, Bumi," bisik Bima ke udara. Berharap kata-kata sunyinya terbawa angin dan menggapai Bumi. Menguatkan Bumi. Menemani Bumi melewati badainya sendiri. 

Hidup memang sangat menarik Tariannya bisa sangat lembut namun juga bisa menghempas. Dan kini Bumi sedang terhempas, Bima dapat merasakannya. Seperti juga ketika Bima yang terhempas. Bumi tak habis-habisnya dilanda gelisah karena tak bisa berbuat apa-apa. 

Keduanya hanya bisa saling mendoakan dalam diam dan membiarkan tarian hidup membentuk mereka. Mereka tahu, hanya dengan begitu mereka dapat dipersatukan kembali. Dalam bentuk yang lebih matang, murni dan baik untuk satu sama lain. 

Astungkara.




Jakarta, 1 Juni 2015

2 comments:

  1. sukaaa. entah kenapa suka, tapi baca sekilas udah suka sama gaya bahasanya dan ide cerita yang diambil. akhirnya sampai baca untuk yang kedua kalinya :)
    keep writing!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih banyak :)
      Komennya bikin saya jadi semangat menulis ^_^

      Delete